Berkurbanlah sebagai bukti cinta padaNYA.
Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, Nabi saw bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari Raya Idul Adha selain menyembelih qurban...” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)
Beribadah kurban termasuk disunahkan dalam Islam. Ibadah kurban merupakan suatu ibadah anjuran yang digariskan oleh Islam, dan tentu saja kurban mempunyai nilai ganda. Selain bernilai ibadah yang memberikan ganjaran pahala bagi peserta kurban, lebih jauh memiliki arti penting dalam hubungan sosial kemasyarakatan.
Ibadah kurban mempunyai dua makna terpenting bagi seorang Muslim. Pertama, sebagai bukti kepatuhannya dengan merelakan sebagian harta yang dimilikinya, yang sesungguhnya itu merupakan titipan Allah SWT yang berasal dari rizki yang ditebarkan-Nya di muka bumi. Sebagai rasa syukur dan terima kasih atas nikmat kehidupan yang layak tersebut. Kedua, sebagai bukti semangat dalam dirinya untuk membantu saudara-saudara yang hidup dalam kesusahan. Sebab, sebagian besar hewan kurban itu, telah diikhlaskan oleh para peserta kurban untuk disumbangkan kepada mereka yang hidupnya kurang beruntung, dan berpenghasilan rendah.
Apakah Anda sudah menyiapkan dana kurban? Dana kurban idealnya dikeluarkan setiap tahun pada saat hari Raya Idhul Adha makanya sebaiknya masuk dalam perencanaan keluangan keluarga dan masuk dalam budget tahunan. Dananya didapat dari mana? Ya bisa menabung bulanan dari menyisihkan gaji, atau juga bisa diambil dari sisa THR, komisi , bonus akhir tahun, atau jika ada rejeki tambahan semestinya ditabungkan ke dalam tabungan kurban.
Sebetulnya jika punya niatan kuat untuk membuka tabungan kurban setiap bulannya kayaknya setiap umat muslim mampu berkurban. Sebagai gambaran jika harga kambing Rp 1.500.000/ekor , jika bagi hasil tabungan ekuivalen rate 2 %/tahun, maka setoran tabungan kurban kambing perbulan sekitar Rp 125.000/bulan atau Rp 4000 an /hari. Jika harga sapi 7 juta rupiah, maka tabungan yang perlu disiapkan sebesar Rp 600.000/bulan atau Rp 20.000/hari. Kalau kita berniat menyisihkan saya yakin bisa ya.
Selain itu usahakan pesan kambing kurban jauh-jauh hari sebelum hari raya Idhul Adha ke peternakan atau pesan dulu ke pedagang, karena kalau dekat -dekat hari raya Idhul Adha harga dah melonjak tajam. Kabarnya Idhul Adha sekarang harga kambing mengalami lonjakan tinggi hingga 30 %. Wah inflasinya tinggi sekali ya.
Syarat kurban menurut hadis Rasulullah SAW adalah hewan yang sehat, gemuk, dan bertanduk. Makanya pastikan membeli hewan yang sehat dilengkapi sertifikat dari Balai karantina atau dinas kesehatan setempat. Jangan hanya melihat harganya yang murah atau hewannya yang gemuk saja, tp pastikan kesehatannya biar berkah bagi yang memakannya.
Lalu, dana persiapan kurban sebaiknya disimpan dimana? Bisa dibuatkan rekening khusus tabungan kurban atau digabung ke rekening tabungan jangka pendek lainnya. Selain itu bagi yang mau berpartisipasi di tabungan kurban Bank Syariah yang biasanya bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat dalam program tebar hewan kurban juga bisa. Kurban akan dilaksanakan oleh mereka di daerah-daerah yang membutuhkan. Selain itu ada bagi hasil yang kompetitif bagi si penabung dibandingkan tabungan biasa.
Berikut ini alternatif tabungan kurban di salah satu Bank Syariah yaitu Tabungan Kurban BSM :
Manfaat:
• Pelaksanaan kurban dan aqiqah yang dikoordinir oleh Badan Amil Kurban yang berpengalaman.
• Harga hewan kurban sudah termasuk biaya penyaluran ke daerah yang membutuhkan.
• Kemudahan rencana/persiapan ibadah kurban & aqiqah
Fasilitas:
• Sertifikat dan bukti pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah.
• Setor on-line diseluruh cabang BSM.
• Bagi hasil.
Akad:
• Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah
• Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau arah investasi.
Selamat hari Raya Idhul Adha 1432 H dan selamat berkurban. Semoga berkah, Amiin!
Rabu, 02 November 2011
Minggu, 23 Oktober 2011
Kartu Kredit Syariah
Rekan-rekan pembaca blog
Ini materi wawancara saya dengan Majalah Sharing beberapa waktu lalu
tentang kartu kredit syariah
Semoga bermanfaat.
1.Sejauh mana Anda mengetahui tentang kartu kredit syariah?
Dewan Syariah Nasional MUI telah memberikan fatwa terhadap penggunaan kartu kredit. Ketentuan tentang penggunaan kartu kredit adalah :
1. Tidak menimbulkan riba
2. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah
3. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan, dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
4. Pemegang kartu harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya.
Untuk memfasilitasi hal tersebut saat ini beberapa bank syariah telah menerbitkan kartu kredit syariah atau syariah card meskipun sebagian lainnya masih melakukan kajian sebelum mengeluarkan kartu kredit syariah. Fasilitas ini lahir meskipun masih ada pro dan kontra karena sebagian kalangan tidak setuju karena bisa mendorong nasabah berperilaku konsumtif yang bertentangan dengan prinsip Islam. Kartu kredit syariah berbeda dengan kartu kredit konvensional karena bisa memenuhi ke 4 ketentuan DSN tersebut.
Kartu kredit konvensional mengutamakan adanya bunga sebesar 2-4% per bulan sebagai bentuk pengambilan keuntungan terhadap pelunasan tagihan yang dicicil. Nilai ini berbentuk bunga berbunga, sehingga dalam 1 tahun saja, bunganya saja bisa mendekati nilai transaksi awal.
Selain itu Skema akad yang digunakan kartu kredit syariah antara lain : :
1. Akad Kafalah
Dalam akad kafalah ini, Bank Syariah sebagai penerbit kartu kredit akan bertindak selaku penjamin bagi nasabahnya, terhadap merchant yang melakukan transaksi dengan nasabah tersebut. Bank Syariah akan menjamin semua kewajiban pembayaran dari nasabahnya yang membeli barang atau menerima jasa dari merchant dimaksud. Karena Bank Syariah telah bertindak selaku penjamin, maka Bank Syariah berhak menagih iuran bulanan (membership fee).
Misalnya begini:
Santi merupakan nasabah kartu kredit pada Bank Syariah. Suatu hari Santi membeli buku di toko buku terkemuka dengan menggunakan kartu kredit tersebut. Pada saat itu, Santi tidak membayar harga buku dengan tunai, melainkan dengan kartu kredit atau dengan cara hutang. Jadi seolah-olah Santi berhutang kepada toko buku tersebut. Toko buku tersebut bisa mempercayai Santi , karena adanya jaminan dari Bank Syariah penerbit kartu kredit.
2. Akad Qardh
Bank Syariah selaku pemberi pinjaman kepada nasabahnya atas seluruh transaksi penarikan tunai yang menggunakan kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank Syariah dimaksud. Jadi maksudnya begini:
Dalam suatu transaksi kartu kredit, terkadang Nasabah diberikan fasilitas untuk menarik dana secara tunai dengan menggunakan kartu kredit tersebut; walaupun nasabah tidak memiliki simpanan dalama bentuk uang tunai dalam rekening kartu kredit dimaksud. Namun, Bank Syariah memberikan dana talangan kepada nasabah, yang nantinya harus dikembalikan lagi oleh nasabah tersebut. Atas pelayanan qardh, maka bank berhak mengenakan biaya administrasi kepada nasabah. Selain itu bank juga mengenakan denda jika nasabah telat membayar tagihan. Denda ini masuk ke dana sosial untuk kepentingan umum.
3. Akad Ijarah
Bank Syariah selaku penyedia jasa system pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang Kartu Kredit. Atas Ijarah tersebut, nasabah dari Bank Syariah yang bersangkutan dikenakan iuran tahunan (annual membership fee).
2. Tip dan trik pemakaian kartu kredit syariah :
a. Baik kartu kredit konvensional maupun syariah intinya sama yaitu jangan menjadikan hutang sebagai salah satu sarana membiayai kebutuhan hidup. Untuk itu gunakan secara bijak, hanya sebagai alat pembayaran yang memudahkan.
b. Kartu kredit hanya sebagai alat pembayaran atau memudahkan transaksi dan usahakan lunas sebelum jatuh tempo sehingga tidak terkena denda. Pastikan memiliki uang untuk membayarnya pada saat tagihan datang.
c. Hanya digunakan untuk belanja pada merchant-merchant yang sesuai syariah supaya Anda tidak terjebak pada hal yang mudharat.
d. Kalau Anda memiliki tipe yang berhitung dulu sebelum belanja dan bukan karakter pemboros tidak ada salahnya memiliki kartu kredit. Fasilitas pinjaman dalam kartu kredit membuat Anda punya cadangan dana yang dapat digunakan dalam keadaan darurat terutama jika dana tunai tidak tersedia. Katakan seperti ada musibah mendadak yang menimpa kondisi Anda seperti sakit, kecelakaan, paling tidak bisa mengantisipasinya.
e. Gunakan untuk belanja yang produktif misalnya barang-barang kebutuhan modal kerja, usahakan jangan belanja barang konsumtif agar Anda terhindar dari mubazir dan berlebih-lebihan.
f. Nasabah dan bank sama-sama terbatasi untuk saling ‘menjaga’. Artinya, bank tidak mendorong nasabah untuk berlaku konsumtif dengan memberikan batasan maksimal pembelanjaan, dan nasabah pun dapat merasa aman dan nyaman berbelanja dengan kewajiban untuk melunasi pada waktunya. Untuk itu lakukan sosialisasi sebaik mungkin untuk produk kartu kredit syariah ini kepada nasabah agar kerugian atas penyimpangan bisa dihindari. Jadi inspirasi belanja bijak dan sesuai koridor syariah harus tetap ditanamkan oleh bank pada nasabah.
3.Evaluasi terhadap kartu kredit syariah yang saat ini beredar di masyarakat :
a. Sosialisasi belanja bijak , tidak boros dan sesuai koridor syariah belum sepenuhnya dilakukan oleh bank syariah sehingga masih banyak nasabah yang konsumtif dan mendorong NPL yang tinggi di perbankan syariah.
b. Kartu kredit ini dalam penggunaannya tidak ada pembatasan dalam konteks tempat-tempat yang tidak diperbolehkan menggunakan kartu kredit syariah dan yang diperbolehkan. Saat ini kartu kredit syariah sama dengan kartu kredit bank konvensional dalam melakukan afiliasi, misalnya dengan mastercard, visa, dsb, sehingga dengan afiliasi ini penggunaannya bisa digunakan dimana saja yang bertanda visa, mastercard dsb. Jadi kartu kredit syariah digunakan di bar atau diskotik sekalipun. Mekanisme pengawasan cukup sulit dan bank hanya bisa melakukan himbauan semata.
Permasalahannya kemudian, uang yang digunakan adalah uang nasabah yang menginginkan disimpan di bank syariah agar sesuai prinsip syariah. Dengan menggunakan kartu kredit pada tempat-tempat yang tidak sesuai syariah artinya telah terjadi penyimpangan dari penyaluran dana masyarakat yang tidak sesuai prinsip syariah.
c. Salah satu misi utama bank syariah adalah mendorong terciptanya sektor rill yang banyak menyerap tenaga kerja bukannya sebaliknya menciptakan ummat yang konsumtif. Kalau banyak kartu kredit syariah yang bermasalah misalnya pembayaran kartu kredit syariah banyak yang macet, hal ini bisa mengganggu misi utama bank syariah dalam mendorong terciptanya sektor rill tsb. Untuk itu pemilihan membership kartu kredit atau nasabah menurut saya perlu seleksi ketat dan pastikan histori kredit di tempat lain terpercaya dan baik.
d. Perlu ada penelitian dan kajian lebih dalam mengenai manfaat atau kah mudharat dari kartu kredit ini, dan bagaimana track record dari nasabah kartu kredit bank syariah. Bila memang lebih banyak mudharat maka lebih baik baik bank syariah fokus pada kartu debit dan pembiayaan produktif
Demikian, semoga bisa menjawab.
Wassalamu’alaikum
Sri Khurniatun, MM, RFA, RIFA
Managing Partner Kurnia Consulting
Biro Perencanaan Keuangan Keluarga dan UKM berprinsip syariah
Penulis Buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang
Ini materi wawancara saya dengan Majalah Sharing beberapa waktu lalu
tentang kartu kredit syariah
Semoga bermanfaat.
1.Sejauh mana Anda mengetahui tentang kartu kredit syariah?
Dewan Syariah Nasional MUI telah memberikan fatwa terhadap penggunaan kartu kredit. Ketentuan tentang penggunaan kartu kredit adalah :
1. Tidak menimbulkan riba
2. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah
3. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan, dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
4. Pemegang kartu harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya.
Untuk memfasilitasi hal tersebut saat ini beberapa bank syariah telah menerbitkan kartu kredit syariah atau syariah card meskipun sebagian lainnya masih melakukan kajian sebelum mengeluarkan kartu kredit syariah. Fasilitas ini lahir meskipun masih ada pro dan kontra karena sebagian kalangan tidak setuju karena bisa mendorong nasabah berperilaku konsumtif yang bertentangan dengan prinsip Islam. Kartu kredit syariah berbeda dengan kartu kredit konvensional karena bisa memenuhi ke 4 ketentuan DSN tersebut.
Kartu kredit konvensional mengutamakan adanya bunga sebesar 2-4% per bulan sebagai bentuk pengambilan keuntungan terhadap pelunasan tagihan yang dicicil. Nilai ini berbentuk bunga berbunga, sehingga dalam 1 tahun saja, bunganya saja bisa mendekati nilai transaksi awal.
Selain itu Skema akad yang digunakan kartu kredit syariah antara lain : :
1. Akad Kafalah
Dalam akad kafalah ini, Bank Syariah sebagai penerbit kartu kredit akan bertindak selaku penjamin bagi nasabahnya, terhadap merchant yang melakukan transaksi dengan nasabah tersebut. Bank Syariah akan menjamin semua kewajiban pembayaran dari nasabahnya yang membeli barang atau menerima jasa dari merchant dimaksud. Karena Bank Syariah telah bertindak selaku penjamin, maka Bank Syariah berhak menagih iuran bulanan (membership fee).
Misalnya begini:
Santi merupakan nasabah kartu kredit pada Bank Syariah. Suatu hari Santi membeli buku di toko buku terkemuka dengan menggunakan kartu kredit tersebut. Pada saat itu, Santi tidak membayar harga buku dengan tunai, melainkan dengan kartu kredit atau dengan cara hutang. Jadi seolah-olah Santi berhutang kepada toko buku tersebut. Toko buku tersebut bisa mempercayai Santi , karena adanya jaminan dari Bank Syariah penerbit kartu kredit.
2. Akad Qardh
Bank Syariah selaku pemberi pinjaman kepada nasabahnya atas seluruh transaksi penarikan tunai yang menggunakan kartu kredit yang diterbitkan oleh Bank Syariah dimaksud. Jadi maksudnya begini:
Dalam suatu transaksi kartu kredit, terkadang Nasabah diberikan fasilitas untuk menarik dana secara tunai dengan menggunakan kartu kredit tersebut; walaupun nasabah tidak memiliki simpanan dalama bentuk uang tunai dalam rekening kartu kredit dimaksud. Namun, Bank Syariah memberikan dana talangan kepada nasabah, yang nantinya harus dikembalikan lagi oleh nasabah tersebut. Atas pelayanan qardh, maka bank berhak mengenakan biaya administrasi kepada nasabah. Selain itu bank juga mengenakan denda jika nasabah telat membayar tagihan. Denda ini masuk ke dana sosial untuk kepentingan umum.
3. Akad Ijarah
Bank Syariah selaku penyedia jasa system pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang Kartu Kredit. Atas Ijarah tersebut, nasabah dari Bank Syariah yang bersangkutan dikenakan iuran tahunan (annual membership fee).
2. Tip dan trik pemakaian kartu kredit syariah :
a. Baik kartu kredit konvensional maupun syariah intinya sama yaitu jangan menjadikan hutang sebagai salah satu sarana membiayai kebutuhan hidup. Untuk itu gunakan secara bijak, hanya sebagai alat pembayaran yang memudahkan.
b. Kartu kredit hanya sebagai alat pembayaran atau memudahkan transaksi dan usahakan lunas sebelum jatuh tempo sehingga tidak terkena denda. Pastikan memiliki uang untuk membayarnya pada saat tagihan datang.
c. Hanya digunakan untuk belanja pada merchant-merchant yang sesuai syariah supaya Anda tidak terjebak pada hal yang mudharat.
d. Kalau Anda memiliki tipe yang berhitung dulu sebelum belanja dan bukan karakter pemboros tidak ada salahnya memiliki kartu kredit. Fasilitas pinjaman dalam kartu kredit membuat Anda punya cadangan dana yang dapat digunakan dalam keadaan darurat terutama jika dana tunai tidak tersedia. Katakan seperti ada musibah mendadak yang menimpa kondisi Anda seperti sakit, kecelakaan, paling tidak bisa mengantisipasinya.
e. Gunakan untuk belanja yang produktif misalnya barang-barang kebutuhan modal kerja, usahakan jangan belanja barang konsumtif agar Anda terhindar dari mubazir dan berlebih-lebihan.
f. Nasabah dan bank sama-sama terbatasi untuk saling ‘menjaga’. Artinya, bank tidak mendorong nasabah untuk berlaku konsumtif dengan memberikan batasan maksimal pembelanjaan, dan nasabah pun dapat merasa aman dan nyaman berbelanja dengan kewajiban untuk melunasi pada waktunya. Untuk itu lakukan sosialisasi sebaik mungkin untuk produk kartu kredit syariah ini kepada nasabah agar kerugian atas penyimpangan bisa dihindari. Jadi inspirasi belanja bijak dan sesuai koridor syariah harus tetap ditanamkan oleh bank pada nasabah.
3.Evaluasi terhadap kartu kredit syariah yang saat ini beredar di masyarakat :
a. Sosialisasi belanja bijak , tidak boros dan sesuai koridor syariah belum sepenuhnya dilakukan oleh bank syariah sehingga masih banyak nasabah yang konsumtif dan mendorong NPL yang tinggi di perbankan syariah.
b. Kartu kredit ini dalam penggunaannya tidak ada pembatasan dalam konteks tempat-tempat yang tidak diperbolehkan menggunakan kartu kredit syariah dan yang diperbolehkan. Saat ini kartu kredit syariah sama dengan kartu kredit bank konvensional dalam melakukan afiliasi, misalnya dengan mastercard, visa, dsb, sehingga dengan afiliasi ini penggunaannya bisa digunakan dimana saja yang bertanda visa, mastercard dsb. Jadi kartu kredit syariah digunakan di bar atau diskotik sekalipun. Mekanisme pengawasan cukup sulit dan bank hanya bisa melakukan himbauan semata.
Permasalahannya kemudian, uang yang digunakan adalah uang nasabah yang menginginkan disimpan di bank syariah agar sesuai prinsip syariah. Dengan menggunakan kartu kredit pada tempat-tempat yang tidak sesuai syariah artinya telah terjadi penyimpangan dari penyaluran dana masyarakat yang tidak sesuai prinsip syariah.
c. Salah satu misi utama bank syariah adalah mendorong terciptanya sektor rill yang banyak menyerap tenaga kerja bukannya sebaliknya menciptakan ummat yang konsumtif. Kalau banyak kartu kredit syariah yang bermasalah misalnya pembayaran kartu kredit syariah banyak yang macet, hal ini bisa mengganggu misi utama bank syariah dalam mendorong terciptanya sektor rill tsb. Untuk itu pemilihan membership kartu kredit atau nasabah menurut saya perlu seleksi ketat dan pastikan histori kredit di tempat lain terpercaya dan baik.
d. Perlu ada penelitian dan kajian lebih dalam mengenai manfaat atau kah mudharat dari kartu kredit ini, dan bagaimana track record dari nasabah kartu kredit bank syariah. Bila memang lebih banyak mudharat maka lebih baik baik bank syariah fokus pada kartu debit dan pembiayaan produktif
Demikian, semoga bisa menjawab.
Wassalamu’alaikum
Sri Khurniatun, MM, RFA, RIFA
Managing Partner Kurnia Consulting
Biro Perencanaan Keuangan Keluarga dan UKM berprinsip syariah
Penulis Buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang
Kamis, 25 Agustus 2011
Mengelola Tunjangan Hari Raya
MENGELOLA TUNJANGAN HARI RAYA
Pertanyaan :
Assamu’alaikum Wr.Wb.
Ibu Sri, minggu ini saya menerima Tunjangan Hari Raya. Tetapi karena banyak pengeluaran di bulan Ramadhan ini pengalaman yang sudah-sudah uang THR tidak cukup untuk berlebaran, apalagi kami punya kewajiban mudik untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat. Sehingga kami selalu mengambil tabungan untuk menutupi kekurangan padahal tabungan ini sebenarnya kami peruntukkan untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak bila anak sakit atau ada musibah.
Untuk itu mohon tips-tips agar saya bisa mengelola THR dengan baik dan tidak tekor?
Wassalam Wr.Wb.
Yofina – Tangerang
Jawaban :
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Menjelang lebaran memang ada kewajiban dari perusahaan untuk memberikan Tunjangan Hari Raya kepada para karyawannya sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Bagi mayoritas orang THR ini dianggap rejeki nomplok yang jatuh menjelang lebaran. Umumnya pengeluaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri memang meningkat bahkan bisa 2 – 3 kali lipat dibandingkan bulan lainnya sehingga sangat terbantu oleh adanya THR.
Sayangnya banyak yang belum mampu mengelola THR dengan baik. Buktinya sudah ada THR pun pengeluaran masih bertambah, bahkan tekor. Harusnya dengan adanya tambahan pemasukan di bulan itu kan gaji menjadi 2 kali lipat karena umumnya besarnya THR minimal 1 bulan gaji. Seharusnya sebagian THR bisa ditabung tetapi dalam prakteknya yang sering terjadi belum bisa membiayai seluruh pengeluaran dan akhirnya membobol tabungan juga. Nah untuk itu diperlukan tips-tips agar bisa mengelola THR dengan baik, antara lain :
1. Setiap alur dana yang masuk sesuai proses perencanaan keuangan, hendaknya mengikuti ketentuan Penerimaan – Zakat – Bayar Utang - Tabungan – Pengeluaran. Oleh karena itu segera setelah terima THR bayarkan zakatnya 2,5 % dari nominal THR yang diterima, 30 % buat melunasi hutang yang tidak wajib (kalau ada). Pengertian hutang wajib yang umumnya dilunasi dengan penghasilan rutin seperti cicilan KPR bulanan. Hutang yang tidak wajib contohnya cicilan kartu kredit atau hutang lainnya., sehingga THR bisa memperingan beban hutang kita. Selanjutnya usahakan minimal 10 % dari THR ditabung atau diinvestasikan, barulah sisanya digunakan untuk belanja kebutuhan hari raya.
2. Agar sisa dana yang ada cukup untuk membiayai pengeluaran lebaran catat dan susunlah anggaran pengeluaran yang besarnya disesuaikan dengan dana yang ada. Jangan besar pasak daripada tiang. Buatlah skala prioritas dalam pengeluaran. Contohnya berikan THR juga untuk orang yang bekerja pada kita seperti karyawan bagi yang memiliki usaha, pembantu, sopir, dll. Pengeluaran berikutnya mungkin pemberian infaq kepada orang tua dan kerabat. Barulah menentukan pengeluaran untuk hari raya seperti belanja bahan makanan, kue-kue kering dan pakaian jika memang dananya mencukupi. Tidak apa-apa lebaran tanpa baju baru jika baju lama masih bersih dan rapi. Rasanya aneh jika memaksakan lebaran berpakaian baru tapi hutangnya belum dilunasi.
Sekali lagi : komponen besarnya anggaran harus disesuaikan dengan dana yang tersedia. Ini penting!
3. Lalu bagaimana dengan biaya mudik? Sebenarnya biaya mudik itu tidak bisa dibebankan pada THR karena besarnya THR yakin tidak mencukupi jika harus digunakan untuk menanggung biaya mudik. Seharusnya biaya mudik sudah dianggarkan tersendiri sebagai komponen biaya liburan dan sudah disiapkan tabungannya. Bila memang belum memiliki persiapan buat biaya mudik tidak usah memaksakan diri untuk mudik. Silaturahmi bisa dilakukan dengan telpon atau sms saja.
Demikian, selamat mengelola THR. Perlu diingat kadang kita tergoda untuk menghabiskan dana untuk lebaran, pas abis lebaran kita gigit jari karena balik dari mudik tidak memiliki uang lagi, dan bagi yang karyawan gajiannya masih lama. Hasilnya berhutang lagi. Semoga terhindar dari yang demikian. Amin
Wassalam.
Pertanyaan :
Assamu’alaikum Wr.Wb.
Ibu Sri, minggu ini saya menerima Tunjangan Hari Raya. Tetapi karena banyak pengeluaran di bulan Ramadhan ini pengalaman yang sudah-sudah uang THR tidak cukup untuk berlebaran, apalagi kami punya kewajiban mudik untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat. Sehingga kami selalu mengambil tabungan untuk menutupi kekurangan padahal tabungan ini sebenarnya kami peruntukkan untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak bila anak sakit atau ada musibah.
Untuk itu mohon tips-tips agar saya bisa mengelola THR dengan baik dan tidak tekor?
Wassalam Wr.Wb.
Yofina – Tangerang
Jawaban :
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Menjelang lebaran memang ada kewajiban dari perusahaan untuk memberikan Tunjangan Hari Raya kepada para karyawannya sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Bagi mayoritas orang THR ini dianggap rejeki nomplok yang jatuh menjelang lebaran. Umumnya pengeluaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri memang meningkat bahkan bisa 2 – 3 kali lipat dibandingkan bulan lainnya sehingga sangat terbantu oleh adanya THR.
Sayangnya banyak yang belum mampu mengelola THR dengan baik. Buktinya sudah ada THR pun pengeluaran masih bertambah, bahkan tekor. Harusnya dengan adanya tambahan pemasukan di bulan itu kan gaji menjadi 2 kali lipat karena umumnya besarnya THR minimal 1 bulan gaji. Seharusnya sebagian THR bisa ditabung tetapi dalam prakteknya yang sering terjadi belum bisa membiayai seluruh pengeluaran dan akhirnya membobol tabungan juga. Nah untuk itu diperlukan tips-tips agar bisa mengelola THR dengan baik, antara lain :
1. Setiap alur dana yang masuk sesuai proses perencanaan keuangan, hendaknya mengikuti ketentuan Penerimaan – Zakat – Bayar Utang - Tabungan – Pengeluaran. Oleh karena itu segera setelah terima THR bayarkan zakatnya 2,5 % dari nominal THR yang diterima, 30 % buat melunasi hutang yang tidak wajib (kalau ada). Pengertian hutang wajib yang umumnya dilunasi dengan penghasilan rutin seperti cicilan KPR bulanan. Hutang yang tidak wajib contohnya cicilan kartu kredit atau hutang lainnya., sehingga THR bisa memperingan beban hutang kita. Selanjutnya usahakan minimal 10 % dari THR ditabung atau diinvestasikan, barulah sisanya digunakan untuk belanja kebutuhan hari raya.
2. Agar sisa dana yang ada cukup untuk membiayai pengeluaran lebaran catat dan susunlah anggaran pengeluaran yang besarnya disesuaikan dengan dana yang ada. Jangan besar pasak daripada tiang. Buatlah skala prioritas dalam pengeluaran. Contohnya berikan THR juga untuk orang yang bekerja pada kita seperti karyawan bagi yang memiliki usaha, pembantu, sopir, dll. Pengeluaran berikutnya mungkin pemberian infaq kepada orang tua dan kerabat. Barulah menentukan pengeluaran untuk hari raya seperti belanja bahan makanan, kue-kue kering dan pakaian jika memang dananya mencukupi. Tidak apa-apa lebaran tanpa baju baru jika baju lama masih bersih dan rapi. Rasanya aneh jika memaksakan lebaran berpakaian baru tapi hutangnya belum dilunasi.
Sekali lagi : komponen besarnya anggaran harus disesuaikan dengan dana yang tersedia. Ini penting!
3. Lalu bagaimana dengan biaya mudik? Sebenarnya biaya mudik itu tidak bisa dibebankan pada THR karena besarnya THR yakin tidak mencukupi jika harus digunakan untuk menanggung biaya mudik. Seharusnya biaya mudik sudah dianggarkan tersendiri sebagai komponen biaya liburan dan sudah disiapkan tabungannya. Bila memang belum memiliki persiapan buat biaya mudik tidak usah memaksakan diri untuk mudik. Silaturahmi bisa dilakukan dengan telpon atau sms saja.
Demikian, selamat mengelola THR. Perlu diingat kadang kita tergoda untuk menghabiskan dana untuk lebaran, pas abis lebaran kita gigit jari karena balik dari mudik tidak memiliki uang lagi, dan bagi yang karyawan gajiannya masih lama. Hasilnya berhutang lagi. Semoga terhindar dari yang demikian. Amin
Wassalam.
Selasa, 02 Agustus 2011
Mengatur Keuangan Bulan Ramadhan dan Idhul Fitri
Saat ini kita telah kedatangan tamu yang istimewa yaitu Bulan Ramadhan 1432 H. Kedatangan bulan Ramadhan ini tentunya kita sambut dengan gembira karena kesempatan untuk meraih pahala telah kita peroleh. Karena segala aktivitas di bulan Ramadhan bernilai ibadah, maka persiapan ke arah itu harus dilakukan baik pribadi maupun keluarga.
Selain persiapan fisik, mental, ruhiyah, maupun ilmu pengetahuan, ternyata persiapan maliyah (materi) juga tidak kalah pentingnya. Betapa tidak? Karena pada bulan ini memerlukan sarana penunjang yaitu materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya sih pada bulan ini kita sudah punya tabungan yang cukup yang telah dikumpulkan selama 11 bulan lainnya sebagai bekal ibadah. Jadi ketika memasuki bulan Ramadhan kita dapat beribadah dengan khusyu tanpa disibukkan lagi dengan kerja ngoyo untuk mencari harta.
Pengaturan keuangan juga menjadi sesuatu yang penting di momen Ramadhan dan Idhul Fitri karena tergolong dalam ujian pengendalian diri. Kebanyakan di momen hari besar ini kemampuan pengendalian diri lainnya bisa sukses, tetapi ternyata pengendalian diri untuk tidak boros dalam pengeluaran tidak berhasil. Banyak anggaran rumah tangga yang jebol karena pengeluaran membengkak dan menghabiskan seluruh simpanan. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan ini bisa meningkat 2 – 3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya. Selain karena kebutuhan yang lebih banyak, juga dipicu kenaikan harga barang yang sudah mulai terasa di awal Ramadhan. Lalu bagaimana kita mengelola keuangan sehingga kita dapat melewati momen Ramadhan dan Idhul Fitri dengan selamat agar ibadahnya terjaga dan keuangan rumah tangga juga terpelihara?
Susunlah Anggaran
Anggaran ini sangat penting sebagai pedoman dalam berbelanja selama satu bulan penuh. Dengan anggaran yang rapi kita bisa terhindar dari pembelanjaan yang tidak perlu sehingga dapat menekan pengeluaran. Anggaran bisa memilah mana yang harus diprioritaskan untuk dibelanjakan. Untuk itu selain kita menyusun aktivitas ibadah dan amalan Ramadhan, usahakan juga untuk menyusun anggaran selama satu bulan. Hitunglah berapa anggaran yang diperlukan untuk belanja rutin dan pos-pos tambahan untuk keperluan lebaran seperti zakat, busana baru, kue-kue suguhan, hadiah lebaran, biaya mudik, dll. Pos rutin dipenuhi oleh anggaran bulanan seperti biasa dan pos tambahan dibiayai oleh THR (Tunjangan Hari Raya) yang diperoleh. Kunci dalam menyusun anggaran tentunya harus disesuaikan dengan pemasukan yang ada dan tidak dilebih-lebihkan. Misalnya jika memang dana tidak mencukupi untuk mudik tidak usah memaksakan diri untuk pulang kampung. Silaturahmi bisa dilakukan via telepon atau sms yang lebih menghemat. Kunci sukses dari penyusunan anggaran ini yaitu sudah jelas : harus mematuhinya ! Kita harus punya komitmen kuat agar tidak belanja keluar dari yang sudah dianggarkan.
Aturlah Menu dengan baik
Mengapa pengaturan menu makanan menjadi hal yang penting? Karena tiap Ramadhan umumnya belanja dapur harus diistimewakan. Pola konsumsi sebenarnya di bulan ini berubah karena kita tidak harus menyiapkan menu makan pagi dan makan siang. Logikanya sih kita harusnya bisa menghemat. Tetapi pada kenyatannya pos belanja dapur ini meningkat setiap bulan puasa. Kenapa anggaran bisa membengkak karena umumnya kita terdorong untuk makan yang lebih enak dan berkualitas dibandingkan bulan lainnya. Hal ini cukup wajar karena seharian kita berpuasa, tetapi sebenarnya yang harus dipentingkan adalah kadar gizinya dan keseimbangan menunya, tidak harus yang serba mahal. Disini peran ibu dalam pengaturan menu menjadi sangat penting. Bagaimana bisa menyusun menu yang sehat untuk berbuka puasa tanpa harus mahal. Perlu diingat lagi usahakan pengeluaran belanja dapur ini sama besarnya dengan pengeluaran rutin di bulan lain sehingga tidak merusak anggaran. Satu hal lagi adalah kaum ibu kadang ingin menyiapkan menu untuk buka puasa bisa 3 – 4 menu, ada kolak, es campur, gorengan, selain menu makan besarnya. Inilah yang mengakibatkan pembengkakan anggaran. Mengapa tidak 1 – 2 menu makanan saja, toh kadang kita berbuka dengan seteguk air dan 3 buah kurma seperti yang disunahkan Rasul, kita sudah berasa kenyang. Begitu juga untuk kue suguhan untuk hari raya usahakan membuat kue yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah tamu yang hadir ke rumah Anda.
Bijak dalam berbelanja
Satu hal lagi yang mungkin menyebabkan anggaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri bisa jebol karena kita tidak bijak dalam berbelanja. Sering lepas kontrol dalam pengeluaran karena tidak dianggarkan sebelumnya atau kita justru tidak mematuhi anggaran. Usahakan membeli barang untuk keperluan Ramadhan dan Idhul Fitri jauh-jauh hari menjelang hari H karena belum mengalami lonjakan kenaikan harga yang tinggi. Sayangnya tradisi perusahaan di negara kita memberikan uang THR mendekati lebaran sehingga kesempatan belanja juga mepet waktunya. Untuk itu rasanya perlu ada himbauan atau aturan agar THR diberikan di awal Ramadhan. Selain belum ada kenaikan harga tentunya bila segala sesuatu keperluan Lebaran telah disiapkan jauh hari sebelum memasuki Ramadhan, tentunya kita bisa lebih khusyu dalam beribadah tanpa disibukkan dengan kegiatan belanja lagi. Untuk menyiasati harga yang naik cobalah mencari tempat belanja yang lebih murah misalnya di tempat belanja grosir. Kita bisa berbelanja sekaligus dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah, atau rame-rame berpatungan dengan tetangga membeli dalam partai besar.
Persiapan Sedekah
Hal lain yang krusial di bulan Ramadhan adalah pahala bersedekah berlipat ganda dibandingkan bulan biasa. Sehingga perlu ada persiapan dana yang cukup untuk melipat gandakan sedekah di bulan ini. Selain zakat fitrah, tentunya kita ingin juga memberikan hadiah lebaran atau THR buat khadimat atau orang yang bekerja pada kita, orang tua atau sanak famili yang membutuhkannya. Adalah jauh lebih penting menyisihkan uang untuk zakat dan sedekah bagi kaum dhuafa ketimbang memesan makanan yang berlebihan atau membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Marilah kita menunaikan ibadah puasa dengan senantiasa mengendalikan diri dari hawa nafsu. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1428 H.
*) Penulis adalah konsultan keuangan keluarga muslim
Selain persiapan fisik, mental, ruhiyah, maupun ilmu pengetahuan, ternyata persiapan maliyah (materi) juga tidak kalah pentingnya. Betapa tidak? Karena pada bulan ini memerlukan sarana penunjang yaitu materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya sih pada bulan ini kita sudah punya tabungan yang cukup yang telah dikumpulkan selama 11 bulan lainnya sebagai bekal ibadah. Jadi ketika memasuki bulan Ramadhan kita dapat beribadah dengan khusyu tanpa disibukkan lagi dengan kerja ngoyo untuk mencari harta.
Pengaturan keuangan juga menjadi sesuatu yang penting di momen Ramadhan dan Idhul Fitri karena tergolong dalam ujian pengendalian diri. Kebanyakan di momen hari besar ini kemampuan pengendalian diri lainnya bisa sukses, tetapi ternyata pengendalian diri untuk tidak boros dalam pengeluaran tidak berhasil. Banyak anggaran rumah tangga yang jebol karena pengeluaran membengkak dan menghabiskan seluruh simpanan. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan ini bisa meningkat 2 – 3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya. Selain karena kebutuhan yang lebih banyak, juga dipicu kenaikan harga barang yang sudah mulai terasa di awal Ramadhan. Lalu bagaimana kita mengelola keuangan sehingga kita dapat melewati momen Ramadhan dan Idhul Fitri dengan selamat agar ibadahnya terjaga dan keuangan rumah tangga juga terpelihara?
Susunlah Anggaran
Anggaran ini sangat penting sebagai pedoman dalam berbelanja selama satu bulan penuh. Dengan anggaran yang rapi kita bisa terhindar dari pembelanjaan yang tidak perlu sehingga dapat menekan pengeluaran. Anggaran bisa memilah mana yang harus diprioritaskan untuk dibelanjakan. Untuk itu selain kita menyusun aktivitas ibadah dan amalan Ramadhan, usahakan juga untuk menyusun anggaran selama satu bulan. Hitunglah berapa anggaran yang diperlukan untuk belanja rutin dan pos-pos tambahan untuk keperluan lebaran seperti zakat, busana baru, kue-kue suguhan, hadiah lebaran, biaya mudik, dll. Pos rutin dipenuhi oleh anggaran bulanan seperti biasa dan pos tambahan dibiayai oleh THR (Tunjangan Hari Raya) yang diperoleh. Kunci dalam menyusun anggaran tentunya harus disesuaikan dengan pemasukan yang ada dan tidak dilebih-lebihkan. Misalnya jika memang dana tidak mencukupi untuk mudik tidak usah memaksakan diri untuk pulang kampung. Silaturahmi bisa dilakukan via telepon atau sms yang lebih menghemat. Kunci sukses dari penyusunan anggaran ini yaitu sudah jelas : harus mematuhinya ! Kita harus punya komitmen kuat agar tidak belanja keluar dari yang sudah dianggarkan.
Aturlah Menu dengan baik
Mengapa pengaturan menu makanan menjadi hal yang penting? Karena tiap Ramadhan umumnya belanja dapur harus diistimewakan. Pola konsumsi sebenarnya di bulan ini berubah karena kita tidak harus menyiapkan menu makan pagi dan makan siang. Logikanya sih kita harusnya bisa menghemat. Tetapi pada kenyatannya pos belanja dapur ini meningkat setiap bulan puasa. Kenapa anggaran bisa membengkak karena umumnya kita terdorong untuk makan yang lebih enak dan berkualitas dibandingkan bulan lainnya. Hal ini cukup wajar karena seharian kita berpuasa, tetapi sebenarnya yang harus dipentingkan adalah kadar gizinya dan keseimbangan menunya, tidak harus yang serba mahal. Disini peran ibu dalam pengaturan menu menjadi sangat penting. Bagaimana bisa menyusun menu yang sehat untuk berbuka puasa tanpa harus mahal. Perlu diingat lagi usahakan pengeluaran belanja dapur ini sama besarnya dengan pengeluaran rutin di bulan lain sehingga tidak merusak anggaran. Satu hal lagi adalah kaum ibu kadang ingin menyiapkan menu untuk buka puasa bisa 3 – 4 menu, ada kolak, es campur, gorengan, selain menu makan besarnya. Inilah yang mengakibatkan pembengkakan anggaran. Mengapa tidak 1 – 2 menu makanan saja, toh kadang kita berbuka dengan seteguk air dan 3 buah kurma seperti yang disunahkan Rasul, kita sudah berasa kenyang. Begitu juga untuk kue suguhan untuk hari raya usahakan membuat kue yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah tamu yang hadir ke rumah Anda.
Bijak dalam berbelanja
Satu hal lagi yang mungkin menyebabkan anggaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri bisa jebol karena kita tidak bijak dalam berbelanja. Sering lepas kontrol dalam pengeluaran karena tidak dianggarkan sebelumnya atau kita justru tidak mematuhi anggaran. Usahakan membeli barang untuk keperluan Ramadhan dan Idhul Fitri jauh-jauh hari menjelang hari H karena belum mengalami lonjakan kenaikan harga yang tinggi. Sayangnya tradisi perusahaan di negara kita memberikan uang THR mendekati lebaran sehingga kesempatan belanja juga mepet waktunya. Untuk itu rasanya perlu ada himbauan atau aturan agar THR diberikan di awal Ramadhan. Selain belum ada kenaikan harga tentunya bila segala sesuatu keperluan Lebaran telah disiapkan jauh hari sebelum memasuki Ramadhan, tentunya kita bisa lebih khusyu dalam beribadah tanpa disibukkan dengan kegiatan belanja lagi. Untuk menyiasati harga yang naik cobalah mencari tempat belanja yang lebih murah misalnya di tempat belanja grosir. Kita bisa berbelanja sekaligus dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah, atau rame-rame berpatungan dengan tetangga membeli dalam partai besar.
Persiapan Sedekah
Hal lain yang krusial di bulan Ramadhan adalah pahala bersedekah berlipat ganda dibandingkan bulan biasa. Sehingga perlu ada persiapan dana yang cukup untuk melipat gandakan sedekah di bulan ini. Selain zakat fitrah, tentunya kita ingin juga memberikan hadiah lebaran atau THR buat khadimat atau orang yang bekerja pada kita, orang tua atau sanak famili yang membutuhkannya. Adalah jauh lebih penting menyisihkan uang untuk zakat dan sedekah bagi kaum dhuafa ketimbang memesan makanan yang berlebihan atau membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Marilah kita menunaikan ibadah puasa dengan senantiasa mengendalikan diri dari hawa nafsu. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1428 H.
*) Penulis adalah konsultan keuangan keluarga muslim
Mengatur Keuangan Bulan Ramadhan dan Idhul Fitri
Saat ini kita telah kedatangan tamu yang istimewa yaitu Bulan Ramadhan 1432 H. Kedatangan bulan Ramadhan ini tentunya kita sambut dengan gembira karena kesempatan untuk meraih pahala telah kita peroleh. Karena segala aktivitas di bulan Ramadhan bernilai ibadah, maka persiapan ke arah itu harus dilakukan baik pribadi maupun keluarga.
Selain persiapan fisik, mental, ruhiyah, maupun ilmu pengetahuan, ternyata persiapan maliyah (materi) juga tidak kalah pentingnya. Betapa tidak? Karena pada bulan ini memerlukan sarana penunjang yaitu materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya sih pada bulan ini kita sudah punya tabungan yang cukup yang telah dikumpulkan selama 11 bulan lainnya sebagai bekal ibadah. Jadi ketika memasuki bulan Ramadhan kita dapat beribadah dengan khusyu tanpa disibukkan lagi dengan kerja ngoyo untuk mencari harta.
Pengaturan keuangan juga menjadi sesuatu yang penting di momen Ramadhan dan Idhul Fitri karena tergolong dalam ujian pengendalian diri. Kebanyakan di momen hari besar ini kemampuan pengendalian diri lainnya bisa sukses, tetapi ternyata pengendalian diri untuk tidak boros dalam pengeluaran tidak berhasil. Banyak anggaran rumah tangga yang jebol karena pengeluaran membengkak dan menghabiskan seluruh simpanan. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan ini bisa meningkat 2 – 3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya. Selain karena kebutuhan yang lebih banyak, juga dipicu kenaikan harga barang yang sudah mulai terasa di awal Ramadhan. Lalu bagaimana kita mengelola keuangan sehingga kita dapat melewati momen Ramadhan dan Idhul Fitri dengan selamat agar ibadahnya terjaga dan keuangan rumah tangga juga terpelihara?
Susunlah Anggaran
Anggaran ini sangat penting sebagai pedoman dalam berbelanja selama satu bulan penuh. Dengan anggaran yang rapi kita bisa terhindar dari pembelanjaan yang tidak perlu sehingga dapat menekan pengeluaran. Anggaran bisa memilah mana yang harus diprioritaskan untuk dibelanjakan. Untuk itu selain kita menyusun aktivitas ibadah dan amalan Ramadhan, usahakan juga untuk menyusun anggaran selama satu bulan. Hitunglah berapa anggaran yang diperlukan untuk belanja rutin dan pos-pos tambahan untuk keperluan lebaran seperti zakat, busana baru, kue-kue suguhan, hadiah lebaran, biaya mudik, dll. Pos rutin dipenuhi oleh anggaran bulanan seperti biasa dan pos tambahan dibiayai oleh THR (Tunjangan Hari Raya) yang diperoleh. Kunci dalam menyusun anggaran tentunya harus disesuaikan dengan pemasukan yang ada dan tidak dilebih-lebihkan. Misalnya jika memang dana tidak mencukupi untuk mudik tidak usah memaksakan diri untuk pulang kampung. Silaturahmi bisa dilakukan via telepon atau sms yang lebih menghemat. Kunci sukses dari penyusunan anggaran ini yaitu sudah jelas : harus mematuhinya ! Kita harus punya komitmen kuat agar tidak belanja keluar dari yang sudah dianggarkan.
Aturlah Menu dengan baik
Mengapa pengaturan menu makanan menjadi hal yang penting? Karena tiap Ramadhan umumnya belanja dapur harus diistimewakan. Pola konsumsi sebenarnya di bulan ini berubah karena kita tidak harus menyiapkan menu makan pagi dan makan siang. Logikanya sih kita harusnya bisa menghemat. Tetapi pada kenyatannya pos belanja dapur ini meningkat setiap bulan puasa. Kenapa anggaran bisa membengkak karena umumnya kita terdorong untuk makan yang lebih enak dan berkualitas dibandingkan bulan lainnya. Hal ini cukup wajar karena seharian kita berpuasa, tetapi sebenarnya yang harus dipentingkan adalah kadar gizinya dan keseimbangan menunya, tidak harus yang serba mahal. Disini peran ibu dalam pengaturan menu menjadi sangat penting. Bagaimana bisa menyusun menu yang sehat untuk berbuka puasa tanpa harus mahal. Perlu diingat lagi usahakan pengeluaran belanja dapur ini sama besarnya dengan pengeluaran rutin di bulan lain sehingga tidak merusak anggaran. Satu hal lagi adalah kaum ibu kadang ingin menyiapkan menu untuk buka puasa bisa 3 – 4 menu, ada kolak, es campur, gorengan, selain menu makan besarnya. Inilah yang mengakibatkan pembengkakan anggaran. Mengapa tidak 1 – 2 menu makanan saja, toh kadang kita berbuka dengan seteguk air dan 3 buah kurma seperti yang disunahkan Rasul, kita sudah berasa kenyang. Begitu juga untuk kue suguhan untuk hari raya usahakan membuat kue yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah tamu yang hadir ke rumah Anda.
Bijak dalam berbelanja
Satu hal lagi yang mungkin menyebabkan anggaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri bisa jebol karena kita tidak bijak dalam berbelanja. Sering lepas kontrol dalam pengeluaran karena tidak dianggarkan sebelumnya atau kita justru tidak mematuhi anggaran. Usahakan membeli barang untuk keperluan Ramadhan dan Idhul Fitri jauh-jauh hari menjelang hari H karena belum mengalami lonjakan kenaikan harga yang tinggi. Sayangnya tradisi perusahaan di negara kita memberikan uang THR mendekati lebaran sehingga kesempatan belanja juga mepet waktunya. Untuk itu rasanya perlu ada himbauan atau aturan agar THR diberikan di awal Ramadhan. Selain belum ada kenaikan harga tentunya bila segala sesuatu keperluan Lebaran telah disiapkan jauh hari sebelum memasuki Ramadhan, tentunya kita bisa lebih khusyu dalam beribadah tanpa disibukkan dengan kegiatan belanja lagi. Untuk menyiasati harga yang naik cobalah mencari tempat belanja yang lebih murah misalnya di tempat belanja grosir. Kita bisa berbelanja sekaligus dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah, atau rame-rame berpatungan dengan tetangga membeli dalam partai besar.
Persiapan Sedekah
Hal lain yang krusial di bulan Ramadhan adalah pahala bersedekah berlipat ganda dibandingkan bulan biasa. Sehingga perlu ada persiapan dana yang cukup untuk melipat gandakan sedekah di bulan ini. Selain zakat fitrah, tentunya kita ingin juga memberikan hadiah lebaran atau THR buat khadimat atau orang yang bekerja pada kita, orang tua atau sanak famili yang membutuhkannya. Adalah jauh lebih penting menyisihkan uang untuk zakat dan sedekah bagi kaum dhuafa ketimbang memesan makanan yang berlebihan atau membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Marilah kita menunaikan ibadah puasa dengan senantiasa mengendalikan diri dari hawa nafsu. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1428 H.
*) Penulis adalah konsultan keuangan keluarga muslim
Selain persiapan fisik, mental, ruhiyah, maupun ilmu pengetahuan, ternyata persiapan maliyah (materi) juga tidak kalah pentingnya. Betapa tidak? Karena pada bulan ini memerlukan sarana penunjang yaitu materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya sih pada bulan ini kita sudah punya tabungan yang cukup yang telah dikumpulkan selama 11 bulan lainnya sebagai bekal ibadah. Jadi ketika memasuki bulan Ramadhan kita dapat beribadah dengan khusyu tanpa disibukkan lagi dengan kerja ngoyo untuk mencari harta.
Pengaturan keuangan juga menjadi sesuatu yang penting di momen Ramadhan dan Idhul Fitri karena tergolong dalam ujian pengendalian diri. Kebanyakan di momen hari besar ini kemampuan pengendalian diri lainnya bisa sukses, tetapi ternyata pengendalian diri untuk tidak boros dalam pengeluaran tidak berhasil. Banyak anggaran rumah tangga yang jebol karena pengeluaran membengkak dan menghabiskan seluruh simpanan. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan ini bisa meningkat 2 – 3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya. Selain karena kebutuhan yang lebih banyak, juga dipicu kenaikan harga barang yang sudah mulai terasa di awal Ramadhan. Lalu bagaimana kita mengelola keuangan sehingga kita dapat melewati momen Ramadhan dan Idhul Fitri dengan selamat agar ibadahnya terjaga dan keuangan rumah tangga juga terpelihara?
Susunlah Anggaran
Anggaran ini sangat penting sebagai pedoman dalam berbelanja selama satu bulan penuh. Dengan anggaran yang rapi kita bisa terhindar dari pembelanjaan yang tidak perlu sehingga dapat menekan pengeluaran. Anggaran bisa memilah mana yang harus diprioritaskan untuk dibelanjakan. Untuk itu selain kita menyusun aktivitas ibadah dan amalan Ramadhan, usahakan juga untuk menyusun anggaran selama satu bulan. Hitunglah berapa anggaran yang diperlukan untuk belanja rutin dan pos-pos tambahan untuk keperluan lebaran seperti zakat, busana baru, kue-kue suguhan, hadiah lebaran, biaya mudik, dll. Pos rutin dipenuhi oleh anggaran bulanan seperti biasa dan pos tambahan dibiayai oleh THR (Tunjangan Hari Raya) yang diperoleh. Kunci dalam menyusun anggaran tentunya harus disesuaikan dengan pemasukan yang ada dan tidak dilebih-lebihkan. Misalnya jika memang dana tidak mencukupi untuk mudik tidak usah memaksakan diri untuk pulang kampung. Silaturahmi bisa dilakukan via telepon atau sms yang lebih menghemat. Kunci sukses dari penyusunan anggaran ini yaitu sudah jelas : harus mematuhinya ! Kita harus punya komitmen kuat agar tidak belanja keluar dari yang sudah dianggarkan.
Aturlah Menu dengan baik
Mengapa pengaturan menu makanan menjadi hal yang penting? Karena tiap Ramadhan umumnya belanja dapur harus diistimewakan. Pola konsumsi sebenarnya di bulan ini berubah karena kita tidak harus menyiapkan menu makan pagi dan makan siang. Logikanya sih kita harusnya bisa menghemat. Tetapi pada kenyatannya pos belanja dapur ini meningkat setiap bulan puasa. Kenapa anggaran bisa membengkak karena umumnya kita terdorong untuk makan yang lebih enak dan berkualitas dibandingkan bulan lainnya. Hal ini cukup wajar karena seharian kita berpuasa, tetapi sebenarnya yang harus dipentingkan adalah kadar gizinya dan keseimbangan menunya, tidak harus yang serba mahal. Disini peran ibu dalam pengaturan menu menjadi sangat penting. Bagaimana bisa menyusun menu yang sehat untuk berbuka puasa tanpa harus mahal. Perlu diingat lagi usahakan pengeluaran belanja dapur ini sama besarnya dengan pengeluaran rutin di bulan lain sehingga tidak merusak anggaran. Satu hal lagi adalah kaum ibu kadang ingin menyiapkan menu untuk buka puasa bisa 3 – 4 menu, ada kolak, es campur, gorengan, selain menu makan besarnya. Inilah yang mengakibatkan pembengkakan anggaran. Mengapa tidak 1 – 2 menu makanan saja, toh kadang kita berbuka dengan seteguk air dan 3 buah kurma seperti yang disunahkan Rasul, kita sudah berasa kenyang. Begitu juga untuk kue suguhan untuk hari raya usahakan membuat kue yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah tamu yang hadir ke rumah Anda.
Bijak dalam berbelanja
Satu hal lagi yang mungkin menyebabkan anggaran di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri bisa jebol karena kita tidak bijak dalam berbelanja. Sering lepas kontrol dalam pengeluaran karena tidak dianggarkan sebelumnya atau kita justru tidak mematuhi anggaran. Usahakan membeli barang untuk keperluan Ramadhan dan Idhul Fitri jauh-jauh hari menjelang hari H karena belum mengalami lonjakan kenaikan harga yang tinggi. Sayangnya tradisi perusahaan di negara kita memberikan uang THR mendekati lebaran sehingga kesempatan belanja juga mepet waktunya. Untuk itu rasanya perlu ada himbauan atau aturan agar THR diberikan di awal Ramadhan. Selain belum ada kenaikan harga tentunya bila segala sesuatu keperluan Lebaran telah disiapkan jauh hari sebelum memasuki Ramadhan, tentunya kita bisa lebih khusyu dalam beribadah tanpa disibukkan dengan kegiatan belanja lagi. Untuk menyiasati harga yang naik cobalah mencari tempat belanja yang lebih murah misalnya di tempat belanja grosir. Kita bisa berbelanja sekaligus dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah, atau rame-rame berpatungan dengan tetangga membeli dalam partai besar.
Persiapan Sedekah
Hal lain yang krusial di bulan Ramadhan adalah pahala bersedekah berlipat ganda dibandingkan bulan biasa. Sehingga perlu ada persiapan dana yang cukup untuk melipat gandakan sedekah di bulan ini. Selain zakat fitrah, tentunya kita ingin juga memberikan hadiah lebaran atau THR buat khadimat atau orang yang bekerja pada kita, orang tua atau sanak famili yang membutuhkannya. Adalah jauh lebih penting menyisihkan uang untuk zakat dan sedekah bagi kaum dhuafa ketimbang memesan makanan yang berlebihan atau membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Marilah kita menunaikan ibadah puasa dengan senantiasa mengendalikan diri dari hawa nafsu. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1428 H.
*) Penulis adalah konsultan keuangan keluarga muslim
Selasa, 05 April 2011
EVALUASI FINANCIAL KLINIC IFPC EXPO
Alhamdulillah Independent Financial Planner Expo yang berlangsung tgl 26 Maret lalu berjalan lancar dan jumlah peserta cukup membludak dan memenuhi Assembly Hall Bapindo Plaza. Dan seharian itu Kurnia Consulting alhamdulillah bisa berpartisipasi dalam sesi free financial clinic kepada puluhan peserta.
Mudah2an acara yang insya Allah menjadi agenda rutin tahunan dan akan berlangsung di beberapa kota dapat memberikan manfaat bagi pesertanya. Amiin
Pada kesempatan ini saya ingin sharing tentang sesi financial clinic ni
apa saja sih permasalahan orang-orang or evaluasi buat peserta yang ikut sesi financial clinic. Kali ini saya sharing problem mrk aja dulu ya nanti lain kali kita sharing pemecahannya .
Hasil evaluasi buat peserta yang ikut sesi financial clinic Kurnia Consulting :
1. Tidak memiliki tujuan keuangan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang sehingga tidak memiliki perencanaan investasi yang jelas
2. tidak memiliki tabungan dana darurat, umumnya tabungan sebagian besar memiliki tetapi belum ada yang dialokasikan untuk dana darurat
3. Tidak memiliki asuransi kesehatan dan sudah merasa cukup dengan fasilitas askes dari kantornya padahal mrk tidak mengetahui detil apa kebutuhan asuransi nya sudah memadai.
4. Karena tidak memiliki rencana investasi maka sisa cashflow bulanan tidak teralokasikan dengan baik sehingga habis sia-sia tidak jelas
5. Lajang banyak juga yang memiliki asuransi jiwa padahal belum memiliki tanggungan yang harus dicover resiko jika terjadi musibah
6. Banyak yang memiliki asuransi jiwa tetapi tidak tahu apakah Uang Pertanggungan cukup atau tidak bahkan banyak yang tidak tahu berapa nilai UP yang didapat jika terjadi musibah
7. rasio likuiditas keuangan terlalu tinggi banyak yang menyimpan di kas tetapi sedikit di investasikan
8. Asuransi digabungkan dengan investasi jadi beban bulanan cukup besar tetapi tidak diketahui coverage resiko maupun nilai investasinya berapa.. dan mereka tidak pernah melakukan evaluasii
9. Tidak memiliki perencanaan dana pendidikan anak
10. Tidak memiliki perencanaan pensiun dan menyerahkan nasibnya pada pensiun plan dari kantornya
11. penghasilan naik tetapi tidak memiliki tabungan karena tidak pernah mengalokasikan khusus untuk ditabungkan
12. Belum memiliki tujuan keuangan mana yang prioritas dan yang realistis untuk diupayakan..kalaupun memiliki tujuan keuangan terlalu muluk dan ingin dipenuhi semuanya dalam jangka pendek.
Ok apa lagi ya... kayaknya segitu dulu ya evaluasinya... nanti dilanjut lagi. Bagaimana pemecahan dari problem di atas tar kita bahas satu persatu ya
Teria kasih
So hidup terencana akan lebih bermakna, rencanakan keuangan Anda
Wassalam
Sri Khurniatun
Managing Partner Kurnia Consulting
Penulis Buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang
Mudah2an acara yang insya Allah menjadi agenda rutin tahunan dan akan berlangsung di beberapa kota dapat memberikan manfaat bagi pesertanya. Amiin
Pada kesempatan ini saya ingin sharing tentang sesi financial clinic ni
apa saja sih permasalahan orang-orang or evaluasi buat peserta yang ikut sesi financial clinic. Kali ini saya sharing problem mrk aja dulu ya nanti lain kali kita sharing pemecahannya .
Hasil evaluasi buat peserta yang ikut sesi financial clinic Kurnia Consulting :
1. Tidak memiliki tujuan keuangan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang sehingga tidak memiliki perencanaan investasi yang jelas
2. tidak memiliki tabungan dana darurat, umumnya tabungan sebagian besar memiliki tetapi belum ada yang dialokasikan untuk dana darurat
3. Tidak memiliki asuransi kesehatan dan sudah merasa cukup dengan fasilitas askes dari kantornya padahal mrk tidak mengetahui detil apa kebutuhan asuransi nya sudah memadai.
4. Karena tidak memiliki rencana investasi maka sisa cashflow bulanan tidak teralokasikan dengan baik sehingga habis sia-sia tidak jelas
5. Lajang banyak juga yang memiliki asuransi jiwa padahal belum memiliki tanggungan yang harus dicover resiko jika terjadi musibah
6. Banyak yang memiliki asuransi jiwa tetapi tidak tahu apakah Uang Pertanggungan cukup atau tidak bahkan banyak yang tidak tahu berapa nilai UP yang didapat jika terjadi musibah
7. rasio likuiditas keuangan terlalu tinggi banyak yang menyimpan di kas tetapi sedikit di investasikan
8. Asuransi digabungkan dengan investasi jadi beban bulanan cukup besar tetapi tidak diketahui coverage resiko maupun nilai investasinya berapa.. dan mereka tidak pernah melakukan evaluasii
9. Tidak memiliki perencanaan dana pendidikan anak
10. Tidak memiliki perencanaan pensiun dan menyerahkan nasibnya pada pensiun plan dari kantornya
11. penghasilan naik tetapi tidak memiliki tabungan karena tidak pernah mengalokasikan khusus untuk ditabungkan
12. Belum memiliki tujuan keuangan mana yang prioritas dan yang realistis untuk diupayakan..kalaupun memiliki tujuan keuangan terlalu muluk dan ingin dipenuhi semuanya dalam jangka pendek.
Ok apa lagi ya... kayaknya segitu dulu ya evaluasinya... nanti dilanjut lagi. Bagaimana pemecahan dari problem di atas tar kita bahas satu persatu ya
Teria kasih
So hidup terencana akan lebih bermakna, rencanakan keuangan Anda
Wassalam
Sri Khurniatun
Managing Partner Kurnia Consulting
Penulis Buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang
Senin, 03 Januari 2011
Resolusi Keuangan 2011
RESOLUSI KEUANGAN 2011
Oleh : Sri Khurniatun, MM, RFA*)
Tanpa terasa kita sudah memasuki tahun 1432 H/2011 M. Banyak pengamat ekonomi memprediksi tahun 2011 lebih baik daripada tahun lalu. Kita tentunya berharap demikian dan apapun prediksi ekonomi negara yang jelas kita harus selalu mengoptimalkan produktifitas dan karya .
Ada baiknya di tahun baru ini kita sejenak menengok ke belakang atau melakukan refleksi dan muhasabah. Hasil dari evaluasi akhir tahun adalah sebuah resolusi awal tahun : sebuah komitmen untuk menjalankan sebuah perilaku atau gaya hidup yang lebih baik.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (QS Al Hasyr : 18).
Apa pentingnya menyusun resolusi di awal tahun? Tentu saja banyak. Diantaranya dengan menyusun target maka kita akan fokus untuk mencapainya. Orang yang merencanakan hidupnya dan memiliki tujuan akan lebih terarah dibandingkan dengan orang yang hanya mengikuti arus. Tentunya asalkan dijalankan dengan konsisten dan realistis dalam menyusunnya.
Baik, kali ini saya akan mengajak Anda bersama-sama menyusun resolusi keuangan di tahun 2011. Resolusi ini diharapkan akan menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membuang kebiasaan yang buruk dalam memperlakukan uang yang kita miliki. Ada beberapa hal yang kita tetapkan dalam resolusi tahun baru ini.
Pertama, kebiasaan berbelanja. Poin ini memang sulit untuk dilakukan apalagi bila selama ini Anda tergolong boros dan tidak pernah memiliki perencanaan dalam belanja. Bila kita tidak komit untuk mengubah perilaku ini maka akan terjebak dalam kesulitan yang lebih dalam. Maka sudah saatnya kita belanja bijak dengan membeli apa yang dibutuhkan dan menghindari keinginan yang tidak perlu. Panda-pandai juga memilih tempat belanja yang murah dan buatlah budget dalam belanja. Jangan lupa belanja sebatas apa yang dianggarkan dan usahakan catatlah setiap pengeluaran.
Kedua, lebih berhati-hati dengan hutang. Meskipun tawaran kemudahan berhutang banyak sekali tidak lantas mudah mengambil hutang baru. Cicilan hutang tidak boleh lebih dari 30 % penghasilan. Pilih hutang yang produktif untuk membeli barang yang mengalami potensi kenaikan harga. Bagaimana jika butuh barang konsumtif tetapi tidak mampu membelinya? Lebih baik menabung dulu dan menunda pembelian sampai uangnya cukup. Toh tidak terlalu penting dan mendesak harus ada saat ini. Bagi yang punya hutang segeralah dilunasi dan hindari hutang yang mengandung riba. Bayarlah hutang tepat waktu agar kredibilitas Anda sebagai peminjam tetap baik.
Ketiga, tentukan tujuan keuangan. Memiliki perencanaan dalam hidup akan jauh lebih bermakna daripada tidak sama sekali. Sudahkah Anda membuat tujuan keuangan yang ingin dicapai di tahun 2011? Tujuan keuangan hendaklah spesifik dan terukur serta realistis. Banyak teman yang segan menyusun tujuan keuangan karena merasa tidak pernah berhasil mencapainya. Menurut saya beliau tidak memiliki keyakinan yang kuat dan mungkin saja tujuan keuangannya tidak terukur dan tidak realistis. Bagi saya memiliki tujuan keuangan justru memudahkan kita untuk menyusun perencanaan berapa uang yang harus kita tabung dan investasikan untuk mencapainya.
Bagi yang belum memiliki tujuan keuangan mulailah menyusun dari sekarang karena momennya pas di awal tahun. Mulailah dari tujuan keuangan jangka pendek ( 1 tahun ke depan atau sepanjang tahun 2011) atau tujuan keuangan jangka panjang (3 atau 5 tahun ke depan). Jangka pendek bisa dilakukan dengan menabung di bank untuk mencapainya. Sementara jangka panjang bisa berinvestasi pada produk yang potensi imbal hasilnya lebih bagus dalam jangka panjang seperti emas, reksadana syariah atau saham syariah. Tujuan keuangan apa saja yang harus dimiliki keluarga? Prioritas adalah memiliki dana darurat, pendidikan anak, pensiun, naik haji/umroh, beli rumah, kendaraan, liburan, dan lain-lain. Bila Anda ingin minta bantuan untuk menghitung kebutuhan investasinya, silakan berkonsultasi dengan perencana keuangan.
Keempat, miliki proteksi. Anda perlu memiliki dana darurat untuk berjaga-jaga jika terjadi musibah. Minimal siapkan dana darurat sebesar 3 bulan pengeluaran untuk dana cadangan. Selain itu untuk mengcover resiko sakit lebih efisien jika membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga, dan asuransi jiwa untuk kepala keluarga.
Kelima, lakukan financial check up rutin. Tiap tahun lakukan perhitungan terhadap per tumbuhan asset yang Anda miliki. Apakah kekayaan Anda positif artinya asset lebih besar dibandingkan dengan hutang ataukah justru negatif artinya lebih besar porsi hutang dibandingkan harta. Bila Anda ingin meningkatkan kekayaan sudah saatnya mengurangi hutang konsumtif dan memperbanyak asset produktif. Financial check up ini penting untuk mengetahui kondisi keuangan saat ini terutama untuk mengetahui kesehatan keuangan Anda. Ada banyak hal yang harus di check up yaitu pertumbuhan asset, penghasilan, pengeluaran, dana cadangan, hutang, kondisi investasi, dan lain-lain. Financial check up ini perlu dilakukan rutin sebagai evaluasi terhadap kondisi keuangan Anda. Dengan melakukan ini kita dapat mengatur strategi untuk memperbaiki kondisi keuangan kita. Ini mendukung untuk mencapai perencanaan keuangan lebih tepat.
Keenam, mencari penghasilan tambahan. Ini bertujuan agar penghasilan Anda lebih baik dari tahun sebelumnya. Tantangan hidup ke depan makin sulit dimana kebutuhan hidup semakin meningkat dan harga-harga juga tambah melambung. Maka kita harus mencari sumber sumber income tambahan. Anda harus kreatif dan lebih produktif. Manfaatkan hobi Anda dan update terus keahlian yang bisa dijual. Misalnya hobi fotografi. Anda bisa menawarkan diri menjadi fotografer media, atau hobi menulis bisa menyusun buku, dll. Dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai segala sesuatu terasa lebih ringan dan menyenangkan. Insya Allah juga bisa menambah pundi-pundi finansial Anda.
Bagaimana dengan Anda? Semoga tahun 2011 ini merupakan momentum Anda untuk meraih kehidupan keuangan yang lebih baik. Ingat hikmah dari firman Allah “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib manusia, kecuali mereka mengubah dirinya sendiri,” (QS Ar Raad : 11).
Yang penting lakukan mulai dari yang kita bisa dulu sambil terus meningkatkan ilmu dan ikhtiar kita. Insya Alllah berbuah manfaat dan keberkahan hidup. Orang yang terus memperbaiki diri adalah tergolong orang-orang yang beruntung. Amin !
*) Penulis adalah perencana keuangan syariah, Managing Partner Kurnia Consulting dan pengarang buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang. Hampir sebagian besar content tulisan ini pernah dimuat di Majalah Pengusaha Muslim Edisi 2 bulan Pebruari 2010.
Oleh : Sri Khurniatun, MM, RFA*)
Tanpa terasa kita sudah memasuki tahun 1432 H/2011 M. Banyak pengamat ekonomi memprediksi tahun 2011 lebih baik daripada tahun lalu. Kita tentunya berharap demikian dan apapun prediksi ekonomi negara yang jelas kita harus selalu mengoptimalkan produktifitas dan karya .
Ada baiknya di tahun baru ini kita sejenak menengok ke belakang atau melakukan refleksi dan muhasabah. Hasil dari evaluasi akhir tahun adalah sebuah resolusi awal tahun : sebuah komitmen untuk menjalankan sebuah perilaku atau gaya hidup yang lebih baik.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (QS Al Hasyr : 18).
Apa pentingnya menyusun resolusi di awal tahun? Tentu saja banyak. Diantaranya dengan menyusun target maka kita akan fokus untuk mencapainya. Orang yang merencanakan hidupnya dan memiliki tujuan akan lebih terarah dibandingkan dengan orang yang hanya mengikuti arus. Tentunya asalkan dijalankan dengan konsisten dan realistis dalam menyusunnya.
Baik, kali ini saya akan mengajak Anda bersama-sama menyusun resolusi keuangan di tahun 2011. Resolusi ini diharapkan akan menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membuang kebiasaan yang buruk dalam memperlakukan uang yang kita miliki. Ada beberapa hal yang kita tetapkan dalam resolusi tahun baru ini.
Pertama, kebiasaan berbelanja. Poin ini memang sulit untuk dilakukan apalagi bila selama ini Anda tergolong boros dan tidak pernah memiliki perencanaan dalam belanja. Bila kita tidak komit untuk mengubah perilaku ini maka akan terjebak dalam kesulitan yang lebih dalam. Maka sudah saatnya kita belanja bijak dengan membeli apa yang dibutuhkan dan menghindari keinginan yang tidak perlu. Panda-pandai juga memilih tempat belanja yang murah dan buatlah budget dalam belanja. Jangan lupa belanja sebatas apa yang dianggarkan dan usahakan catatlah setiap pengeluaran.
Kedua, lebih berhati-hati dengan hutang. Meskipun tawaran kemudahan berhutang banyak sekali tidak lantas mudah mengambil hutang baru. Cicilan hutang tidak boleh lebih dari 30 % penghasilan. Pilih hutang yang produktif untuk membeli barang yang mengalami potensi kenaikan harga. Bagaimana jika butuh barang konsumtif tetapi tidak mampu membelinya? Lebih baik menabung dulu dan menunda pembelian sampai uangnya cukup. Toh tidak terlalu penting dan mendesak harus ada saat ini. Bagi yang punya hutang segeralah dilunasi dan hindari hutang yang mengandung riba. Bayarlah hutang tepat waktu agar kredibilitas Anda sebagai peminjam tetap baik.
Ketiga, tentukan tujuan keuangan. Memiliki perencanaan dalam hidup akan jauh lebih bermakna daripada tidak sama sekali. Sudahkah Anda membuat tujuan keuangan yang ingin dicapai di tahun 2011? Tujuan keuangan hendaklah spesifik dan terukur serta realistis. Banyak teman yang segan menyusun tujuan keuangan karena merasa tidak pernah berhasil mencapainya. Menurut saya beliau tidak memiliki keyakinan yang kuat dan mungkin saja tujuan keuangannya tidak terukur dan tidak realistis. Bagi saya memiliki tujuan keuangan justru memudahkan kita untuk menyusun perencanaan berapa uang yang harus kita tabung dan investasikan untuk mencapainya.
Bagi yang belum memiliki tujuan keuangan mulailah menyusun dari sekarang karena momennya pas di awal tahun. Mulailah dari tujuan keuangan jangka pendek ( 1 tahun ke depan atau sepanjang tahun 2011) atau tujuan keuangan jangka panjang (3 atau 5 tahun ke depan). Jangka pendek bisa dilakukan dengan menabung di bank untuk mencapainya. Sementara jangka panjang bisa berinvestasi pada produk yang potensi imbal hasilnya lebih bagus dalam jangka panjang seperti emas, reksadana syariah atau saham syariah. Tujuan keuangan apa saja yang harus dimiliki keluarga? Prioritas adalah memiliki dana darurat, pendidikan anak, pensiun, naik haji/umroh, beli rumah, kendaraan, liburan, dan lain-lain. Bila Anda ingin minta bantuan untuk menghitung kebutuhan investasinya, silakan berkonsultasi dengan perencana keuangan.
Keempat, miliki proteksi. Anda perlu memiliki dana darurat untuk berjaga-jaga jika terjadi musibah. Minimal siapkan dana darurat sebesar 3 bulan pengeluaran untuk dana cadangan. Selain itu untuk mengcover resiko sakit lebih efisien jika membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga, dan asuransi jiwa untuk kepala keluarga.
Kelima, lakukan financial check up rutin. Tiap tahun lakukan perhitungan terhadap per tumbuhan asset yang Anda miliki. Apakah kekayaan Anda positif artinya asset lebih besar dibandingkan dengan hutang ataukah justru negatif artinya lebih besar porsi hutang dibandingkan harta. Bila Anda ingin meningkatkan kekayaan sudah saatnya mengurangi hutang konsumtif dan memperbanyak asset produktif. Financial check up ini penting untuk mengetahui kondisi keuangan saat ini terutama untuk mengetahui kesehatan keuangan Anda. Ada banyak hal yang harus di check up yaitu pertumbuhan asset, penghasilan, pengeluaran, dana cadangan, hutang, kondisi investasi, dan lain-lain. Financial check up ini perlu dilakukan rutin sebagai evaluasi terhadap kondisi keuangan Anda. Dengan melakukan ini kita dapat mengatur strategi untuk memperbaiki kondisi keuangan kita. Ini mendukung untuk mencapai perencanaan keuangan lebih tepat.
Keenam, mencari penghasilan tambahan. Ini bertujuan agar penghasilan Anda lebih baik dari tahun sebelumnya. Tantangan hidup ke depan makin sulit dimana kebutuhan hidup semakin meningkat dan harga-harga juga tambah melambung. Maka kita harus mencari sumber sumber income tambahan. Anda harus kreatif dan lebih produktif. Manfaatkan hobi Anda dan update terus keahlian yang bisa dijual. Misalnya hobi fotografi. Anda bisa menawarkan diri menjadi fotografer media, atau hobi menulis bisa menyusun buku, dll. Dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai segala sesuatu terasa lebih ringan dan menyenangkan. Insya Allah juga bisa menambah pundi-pundi finansial Anda.
Bagaimana dengan Anda? Semoga tahun 2011 ini merupakan momentum Anda untuk meraih kehidupan keuangan yang lebih baik. Ingat hikmah dari firman Allah “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib manusia, kecuali mereka mengubah dirinya sendiri,” (QS Ar Raad : 11).
Yang penting lakukan mulai dari yang kita bisa dulu sambil terus meningkatkan ilmu dan ikhtiar kita. Insya Alllah berbuah manfaat dan keberkahan hidup. Orang yang terus memperbaiki diri adalah tergolong orang-orang yang beruntung. Amin !
*) Penulis adalah perencana keuangan syariah, Managing Partner Kurnia Consulting dan pengarang buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang. Hampir sebagian besar content tulisan ini pernah dimuat di Majalah Pengusaha Muslim Edisi 2 bulan Pebruari 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)