Rabu, 10 Desember 2008

Mengelola keuangan disaat krisis

Rekan-rekan pembaca blog,
Ini tulisan saya yang dimuat di situs niriah.com

Semoga bermanfaat



Pertanyaan :

Halo Ibu Sri, perkenalkan saya Lisa, seorang ibu rumah tangga yang sedang risau karena memikirkan keadaan ekonomi akhir-akhir ini. Krisis keuangan global saat ini ternyata berdampak pada keuangan pribadi karena saya masih memiliki tunggakan KPR (Kredit Perumahan Rakyat), akibat bunga yang naik maka pengeluaran bulanan saya membengkak. Hal ini berdampak pada cashflow bulanan saya karena pengeluaran rumah tangga jadi membengkak.

Saya juga mempunyai investasi di reksadana yang jumlahnya tidak terlalu besar. Untuk itu mohon saran dari Ibu Sri tindakan apa yang harus saya lakukan. Apakah tepat bila saat ini saya mencairkan investasi di reksadana yang saya miliki karena nilainya juga terus menurun?

Terima kasih atas jawaban yang Ibu berikan.

Lisa – Jakarta Selatan

Jawaban :

Halo Ibu Lisa , senang berkenalan dengan Anda.

Krisis keuangan global saat ini memang sedang menjadi pembicaraan luas. Krisis yang bermula di Amerika Serikat ini ternyata sudah terasa dampaknya di Indonesia. Yang jelas kita harus tetap optimis dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dari krisis ini dapat ditarik pelajaran bahwa kita dituntut mengelola keuangan dengan baik dan perlunya ada perencanaan keuangan sebelum menghadapi masa sulit. Krisis ini juga menuntut kreatifitas kita bagaimana mengejar pemasukan agar bisa menambal defisit yang terjadi akibat pengeluaran yang membengkak.

Kembali ke permasalahan Anda. Ada beberapa solusi yang perlu Anda lakukan dan mudah-mudahan bisa membantu.

  1. Atur kembali pengeluaran Anda. Buatlah anggaran pengeluaran pribadi dan keluarga dan hitunglah kembali berapa % kenaikan pengeluaran Anda. Usahakan perketat pengeluaran dan tunda pembelian barang yang tidak perlu.
  2. Usahakan jangan lakukan hutang pribadi baru lagi karena akan semakin mengganggu cashflow Anda ke depannya.

  1. Cari tambahan penghasilan bila Anda tidak memungkinkan lagi melakukan penghematan. Hikmah dari krisis ini menuntut kita harus kreatif untuk meningkatkan penghasilan.

  1. Bila penghasilan Anda sudah membaik perbesar tabungan dana darurat. Dana darurat adalah dana untuk berjaga-jaga mengantisipasi kondisi ke depan yang sulit kita prediksikan. Saat krisis ini waktunya untuk menabung dana darurat lebih banyak lagi jadi bila ada penghasilan yang berlebih jangan mudah untuk menghabiskan. Dana darurat disimpan dalam rekening yang mudah dicairkan misalnya deposito, ORI, atau reksadana pasar uang. Besarnya minimum 3 bulan pengeluaran keluarga Anda.

5. Lalu bagaimana dengan investasi di reksadana, apakah tepat bila dicairkan saat ini? Saat ini nilai reksadana Anda sedang turun maka bila Anda cairkan akan mengalami potential loss dan kerugian dari nilai investasi Anda. Ingat, paradigma investasi adalah bukan spekulatif dan jangka pendek tetapi prespektif jangka panjang karena sudah pasti akan naik. Reksadana adalah instrumen investasi sebagai kendaraan untuk menuju tujuan keuangan jangka panjang. Pastikan bahan baku reksadana Anda adalah saham-saham yang terbukti memiliki fundamental bagus yang memiliki peluang besar untuk kembali meningkat suatu hari nanti.

Demikian Ibu Lisa, semoga bisa membantu. Marilah kita sama-sama berdoa agar krisis segera berlalu dan kita bisa survive menghadapinya. Amin!