Pertanyaan :
Salam kenal Ibu Sri,
Langsung saja, saya seorang ibu rumah tangga yang berbisnis makanan kecil-kecilan di rumah dan menerima pesanan. Hasilnya lumayan bisa menambah belanja dapur. Suami bekerja sebagai PNS dan tidak mempunyai penghasilan sampingan. Anak kami 3 orang. Beban hidup kami bertambah berat menghadapi kenaikan harga sembako di bulan ini. Boro-boro menabung buat belanja sehari-hari juga belum tentu cukup. Harga bahan baku dagangan juga naik jadi saya kepikiran buat menaikkan harga jualan tetapi takut kalau dagangan tidak laku. Adakah kiat-kiat dari Ibu untuk mengatasi permasalahan ini?
Annisa H
Jakarta Selatan
Jawaban :
Halo Ibu Annisa, senang sekali berkenalan dengan Anda.
Kita semua prihatin dengan kenaikan harga barang yang terjadi akibat harga sembako akibat kenaikan tariff dasar listrik yang naik mencapai 40 % - 50 % di bulan ini. Tetapi kita tidak boleh mengeluh dan meratapi kondisi ini. Kita harus hadapi kenyataan ini dengan tenang dengan mencari solusi terbaik dan terus meningkatkan kecerdasan finansial. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyiasati kenaikan harga sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan kita dengan baik, antara lain :
1. Susunlah anggaran belanja bulanan
Anggaran bulanan membuat kita lebih terkendali dalam mengatur pengeluaran. Setiap awal bulan catatlah semua pengeluaran yang akan dilakukan. Tentu saja besar pengeluaran harus disesuaikan dengan penghasilan yang diterima. Kemudian patuhi anggaran tersebut.
2. Buatlah perencanaan keuangan dengan matang
Perencanaan keuangan ini penting agar setiap kebutuhan di masa depan sudah diperhitungkan sebelumnya dengan mempertimbangan kenaikan harga atau inflasi yang terjadi. Contohnya bila Anda tahun depan akan menyekolahkan anak Anda ke SMA dan butuh Uang Pangkal 5 juta rupiah , dan dengan asumsi kenaikan harga tahun depan 10 %, maka Uang Pangkal yang harus disiapkan menjadi 5 juta rupiah + 10 % X 5 juta = 5.500.000 rupiah. Lakukan setiap kebutuhan Anda di masa depan dengan perhitungan seperti ini sehingga kita lebih siap untuk menghadapi kenaikan harga dengan merencanakan sebelumnya.
3. Lakukan investasi pada produk yang bisa mengimbangi tingkat inflasi
Jaman sulit begini apa memungkinkan untuk investasi? Tetap perlu bu. Investasi tetap jalan biarpun pada kondisi apapun. Kita tidak tahu apakah di masa depan kondisi akan lebih sulit lagi. Sisihkan minimal 10 % penghasilan di depan begitu kita terima dan investasikan pada produk keuangan yang hasilnya bisa mengimbangi kenaikan harga. Contohnya : emas dan reksadana. Biasanya emas harganya hampir selalu naik kalau terjadi kenaikan harga barang. Emas yang cocok buat investasi adalah emas batangan atau emas koin. Reksadana adalah produk investasi yang dilakukan bersama-sama. Caranya adalah kita menyetor sejumlah dana pada lembaga yang bernama manajer investasi kemudian dana kita bersama investor lain diinvestasikan ke berbagai produk investasi seperti saham, obligasi, deposito,dll.
4. Bijak dalam pengeluaran
Lakukan evaluasi setiap pengeluaran yang dilakukan. Lihatlah komponen mana yang bisa dihemat. Berpikir ulang dahulu setiap melakukan pembelian. Prioritas belanja yang diperlukan dahulu. Carilah tempat belanja yang lebih murah. Usahakan jangan terlalu sering pergi ke pusat perbelanjaan. Bila akan berbelanja buatlah catatan terlebih dahulu sesuai anggaran yang disusun. Hemat pemakaian listrik dan telepon, dan rawatlah barang-barang di rumah dengan baik sehingga tidak cepat rusak.
5. Mencari penghasilan tambahan
Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi maka tindakan realistis adalah terus berikhtiar untuk mencari penghasilan tambahan. Untuk yang ini Bu Anissa sudah terbiasa berdagang. Tetapi mungkin belum optimal untuk memasarkan dalam skala lebih luas lagi misalnya tidak hanya dagang di rumah dan tunggu pesanan, tetapi tawarkan ke perkantoran, klub arisan, pengajian, dll. Ibu harus aktif dalam berbagai komunitas sehngga orang akan mengenal makanan buatan Ibu. Upaya lain misalnya libatkan anggota keluarga untuk aktif mencari penghasilan tambahan ini. Potensi suami di luar jam kerja bisa digunakan, tidak ada salahnya melibatkan anak berjualan agar mengasah kecerdasan finansial sejak dini.
Kemudian untuk memutuskan harga dagangan Ibu dinaikkan atau tidak lakukan perhitungan dengan detil. Hitung kembali besarnya tambahan biaya produksi akibat ada kenaikan harga. Usahakan cari cara lain dibanding menaikkan harga agar tidak memberatkan konsumen, misalnya dengan mencari pengganti bahan baku yang lebih murah, atau dengan ukuran yang lebih kecil. Komunikasikan pada konsumen perihal ini dan ketika terpaksa menaikkan harga minta pertimbangan pada konsumen agar tidak memberatkan.
Demikian Ibu Annisa , semoga bisa membantu.
Kamis, 08 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Tulisan yang bagus bu, semoga banyak manfaat bagi para pembaca.
Posting Komentar